Header Ads


  • Breaking News

    Aisyah Ulfa Syafii, Srikandi Filantrofi


    Di sela-sela kesibukan mengurus GOZIS, majalah Mimbar berkesempatan menyapa perempuan yang dikenal energik dan murah senyum, Aisyah Ulfa Syafii, Direktur Eksekutif Gerakan Orang untuk Zakat Infaq dan Shodaqoh (GOZIS). GOZIS memang lekat dengan sosok Aisyah, bisa dibilang dia lah srikandi filantrofi kalangan beringin. Membesut GOZIS sejak didirikan pada tahun 2010 silam, atas inisiasi mantan Wakil Ketua MPR RI, Hajrianto Y. Tohari yang saat itu menjadi Ketua Bidang Keagamaan DPP Partai Golkar.
    Aisyah Ulfa, sosok yang berlatar aktivis dan sudah aktif berorganisasi sejak remaja di Tapak Suci dan Pelajar Islam Indonesia. Masa kuliah dia juga aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Himpunan Mahasiswa Islam, serta menjadi pengurus Lembaga Seni Budaya PP Muhammadiyah. Berlatar belakang pendidikan komunikasi politik, Aisyah justru kemudian lekat dengan lembaga filantrofi lewat GOZIS. Melalui lembaga ini, dia merasa dinantikan banyak kaum dhuafa yang membutuhkan kehadirannya membawa program kemanusiaan dan pemberdayaan.
    GOZIS adalah lembaga amil zakat yang berada di lingkungan Partai Golkar yang didirikan pada tanggal 20 agustus 2010. Menjadi amil adalah menjadi marketing Gusti Allah, demikian kata penyuka sastra ini. Dia juga berharap bisa menyiapkan regenerasi berkualitas untuk mengurusi GOZIS ke depan. Kaderisasi itu harus disiapkan sejak dini, syaratnya hanya mau bekerja keras dengan kejujuran, tahan banting dan professional, tuturnya.
    Ketika ditanya apa saja program GOZIS, Aisyah menjelaskan telah banyak sekali program pemberdayaan, bantuan bencana (GOZIS PEDULI) dan mendirikan mitra lokal lewat pendirian banyak lembaga keuangan mikro, Baitul Maal wa Tanwil (BMT) di Jawa Tengah dan Jawa timur. Program pendirian mitra keuangan mikro ini juga akan diperluas di beberapa daerah lain di Indonesia. Aisyah juga menyebut, GOZIS intens mengadakan pelatihan agrobisnis, industri kreatif, dan program Go Posdaya bekerjasama dengan yayasan Damandiri pimpinan Prof. Haryono Suyono. Gozis juga membantu korban bencana meletusnya Gunung Kelud, Gunung Sinabung, Banjir Jakarta, dan lainnya. Bahkan belum lama, GOZIS Peduli Pendidikan menggelar program bantuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam bentuk GO SUCCES STUDENTS.
    Aisyah bercerita, kunjungannya ke NTT baru-baru ini membuatnya tersentuh. Dia tidak menyangka, di sana banyak sekali muallaf yang sebagian besarnya adalah eks pengungsi Timor Leste, yang tidak mendapatkan perhatian pemerintah. Kondisi penampungan yang disediakan pemerintah sudah tidak layak dan mereka terpaksa menghuninya bertahun-tahun tanpa adanya kesinambungan yang patut. “Bahkan, untuk beribadah saja, seperti sholat berjamaah, para pengungsi menggunakan bilik pengungsi yang memang dikosongkan untuk aktivitas ibadah”, tuturnya lirih.
    Baginya, begitu banyak suka duka selama menjadi amil zakat. Terlebih, GOZIS merupakan lembaga zakat yang berada di lingkungan politik, kadang turut terseret konflik politik.Aisyah berharap, konflik internal Partai Golkar ini segera berakhir sehingga GOZIS bisa menggenjot kinerja, termasuk kembali menggunakan ruangan kantor di DPP Partai Golkar. “Sejak konflik itu pecah, mulai Januari lalu, praktis kantor Gozis tidak beroperasi normal. Jadilah meeting dilakukan di mall atau kendaraan yang disulap menjadi kantor berjalan”, katanya sambil tertawa. “Begitu lah, kerja ikhlas dalam prahara”, imbuhnya kemudian.

    Kata Aisyah, dalam waktu dekat Gozis akan mengadakan Rakornis BMT binaan Gozis dan Pelatihan Amil Zakat Nasional. Agenda tersebut sekaligus untuk membentuk perwakilan Gozis di setiap Provinsi. Meskipun dengan segala keterbatasan, terutama dana, kami bangga dan bahagia ketika banyak kalangan muda berinisiatif untuk mendirikan GOZIS di daerah-daerah. Semoga dapat memudahkan kinerja GOZIS untuk syiar kemanusiaan dan pemberdayaan, sekaligus menghimpun zakat, infak, sedekah maupun wakaf dari kalangan yang wajib mengeluarkan zakatnya, sebuah investasi untuk kampoeng akherat. Menutup perbincangan, Aisyah yang kelahiran Kediri, Jawa Timur, anak bungsu alm. Kyai HM. Syafii Thoyib, berharap agar Partai Golkar segera bersatu kembali dan GoZIS bisa kembali berkantor dan melanjutkan tugas-tugas kemanusiaannya. Go Ahead, mbaik Ais! (mail)

    No comments

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad