Anwar Pua Geno, Simbol Kerukunan
Haji Anwar Pua Geno mengejutkan banyak pihak ketika terpilih menjadi Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur akhir tahun 2014 lalu. Betapa tidak, politisi Partai Golkar ini awalnya tidak banyak diunggulkan untuk menempati posisi strategis di lembaga perwakilan rakyat provinsi NTT. Namun kini, politisi muda ini menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan dapat diembannya dengan baik, meski diawali banyak suara sumbang akan pengalaman politiknya yang dipandang belum cukup panjang. Pembawaannya yang tenang dan lugas, membuat sosok Anwar Pua Geno menjelma menjadi tokoh idola baru masyarakat NTT, terlebih kalangan mudanya.
Peraih suara terbanyak dari Partai Golkar, pemenang pemilu legislatif untuk DPRD NTT pada pemilu legislatif 2014 ini terpilih dari dapil NTT 5 (Kab. Ende, Kab. Sikka, Kab. Nagekeo dan Kab. Ngada). Sebelum menjadi Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno pernah menjabat Wakil Ketua DPD Golkar NTT dua periode 2004-2009 dan 2009-2014, pernah menjadi Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Golkar tahun 2001-2011. Sebelum terpilih kembali menjadi anggota DPRD NTT periode 2014-2019, Anwar menjadi anggota DPRD NTT periode 2009-2014 melalui pergantian antar waktu (PAW), setelah Paulinus Domi, anggota DPRD NTT yang digantikannya tersangkut kasus hukum.
Anwar Pua Geno memang terlahir untuk berkecimpung dalam kegiatan dan organisasi social politik. Selain aktif di Partai Golkar, Anwar merupakan sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) NTT. Membangun karir dari organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa islam (HMI), kini Anwar menjelma menjadi teladan bagi para aktivis kemahasiswaan dan kepemudaan di NTT. Sekretaris DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) NTT menyebutnya sebagai simbol kaum muda di Nusa Tenggara Timur.
Simbol Kerukunan Masyarakat NTT
Seorang muslim menjadi pimpinan lembaga perwakilan rakyat di Provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Katolik tentu bukanlah perkara mudah, apalagi bagi figur semuda Anwar Pua Geno. Penunjukannya bahkan sempat diprotes sebagian komponen masyarakat NTT, khususnya mereka yang belum mengenal benar inklusifnya Anwar Pua Geno. Kini, justru profil Anwar menjelma menjadi simbol kerukunan rakyat Nusa Tenggara Timur.
Anwar Pua Geno, mengakui kerukunan beragama merupakan tradisi kuat yang mengakar di masyarakat NTT. Tidak hanya terjadi pada kelompok elit, tetapi juga masyarakat di perdesaan. Masyarakat sudah terbiasa saling membantu secara bergantian untuk kelancaran perayaan keagamaan, baik Natal, Paskah, maupun Lebaran. Demikian juga dalam acara sambut baru ataupun khitanan, semua melebur saling membantu dalam ikatan kekerabatan.
Hal inilah yang menurut Anwar, menjadi alasan mengapa nyaris tidak pernah terjadinya konflik berbau agama di NTT. Sejak dulu, sekolah-sekolah Muhammadiyah di wilayah NTT, menerima siswa/siswi serta mahasiswa non-muslim untuk menempuh pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Pelajaran Agama Islam serta Kemuhammadiyahan juga diberikan kepada siswa non-muslim. Demikian juga sekolah-sekolah Kristen, membuka kesempatan kepada siswa muslim untuk mengenyam pendidikan di sana.
Tak heran pula, meski seorang muslim, Anwar berhasil terpilih menjadi Ketua DPRD NTT untuk periode 2014—2019. Menurut mantan Ketua HMI cabang Kupang ini, masyarakat NTT tidak terlalu menyoal apapun latar belakang agama seseorang. Ketika seseorang dianggap mampu untuk memimpin, maka mereka dengan suka cita mendukung.
Ya, begitulah kehidupan sesungguhnya masyarakat NTT. Kendati sampai kini NTT masih lekat dengan kemiskinan, korupsi, dan ketertinggalan secara ekonomi, tetapi masyarakat di wilayah ini patut dijadikan panutan, terutama dalam hal kerukunan beragama. Jadi, selamat bekerja ketua!
Peraih suara terbanyak dari Partai Golkar, pemenang pemilu legislatif untuk DPRD NTT pada pemilu legislatif 2014 ini terpilih dari dapil NTT 5 (Kab. Ende, Kab. Sikka, Kab. Nagekeo dan Kab. Ngada). Sebelum menjadi Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno pernah menjabat Wakil Ketua DPD Golkar NTT dua periode 2004-2009 dan 2009-2014, pernah menjadi Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Golkar tahun 2001-2011. Sebelum terpilih kembali menjadi anggota DPRD NTT periode 2014-2019, Anwar menjadi anggota DPRD NTT periode 2009-2014 melalui pergantian antar waktu (PAW), setelah Paulinus Domi, anggota DPRD NTT yang digantikannya tersangkut kasus hukum.
Anwar Pua Geno memang terlahir untuk berkecimpung dalam kegiatan dan organisasi social politik. Selain aktif di Partai Golkar, Anwar merupakan sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) NTT. Membangun karir dari organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa islam (HMI), kini Anwar menjelma menjadi teladan bagi para aktivis kemahasiswaan dan kepemudaan di NTT. Sekretaris DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) NTT menyebutnya sebagai simbol kaum muda di Nusa Tenggara Timur.
Simbol Kerukunan Masyarakat NTT
Seorang muslim menjadi pimpinan lembaga perwakilan rakyat di Provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Katolik tentu bukanlah perkara mudah, apalagi bagi figur semuda Anwar Pua Geno. Penunjukannya bahkan sempat diprotes sebagian komponen masyarakat NTT, khususnya mereka yang belum mengenal benar inklusifnya Anwar Pua Geno. Kini, justru profil Anwar menjelma menjadi simbol kerukunan rakyat Nusa Tenggara Timur.
Anwar Pua Geno, mengakui kerukunan beragama merupakan tradisi kuat yang mengakar di masyarakat NTT. Tidak hanya terjadi pada kelompok elit, tetapi juga masyarakat di perdesaan. Masyarakat sudah terbiasa saling membantu secara bergantian untuk kelancaran perayaan keagamaan, baik Natal, Paskah, maupun Lebaran. Demikian juga dalam acara sambut baru ataupun khitanan, semua melebur saling membantu dalam ikatan kekerabatan.
Hal inilah yang menurut Anwar, menjadi alasan mengapa nyaris tidak pernah terjadinya konflik berbau agama di NTT. Sejak dulu, sekolah-sekolah Muhammadiyah di wilayah NTT, menerima siswa/siswi serta mahasiswa non-muslim untuk menempuh pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Pelajaran Agama Islam serta Kemuhammadiyahan juga diberikan kepada siswa non-muslim. Demikian juga sekolah-sekolah Kristen, membuka kesempatan kepada siswa muslim untuk mengenyam pendidikan di sana.
Tak heran pula, meski seorang muslim, Anwar berhasil terpilih menjadi Ketua DPRD NTT untuk periode 2014—2019. Menurut mantan Ketua HMI cabang Kupang ini, masyarakat NTT tidak terlalu menyoal apapun latar belakang agama seseorang. Ketika seseorang dianggap mampu untuk memimpin, maka mereka dengan suka cita mendukung.
Ya, begitulah kehidupan sesungguhnya masyarakat NTT. Kendati sampai kini NTT masih lekat dengan kemiskinan, korupsi, dan ketertinggalan secara ekonomi, tetapi masyarakat di wilayah ini patut dijadikan panutan, terutama dalam hal kerukunan beragama. Jadi, selamat bekerja ketua!
No comments